Pekan kemarin saya menyampaikan sebuah pertanyaan dalam suatu majlis, “Sebutkan 10 kesuksesan Anda
sepekan ini?” Tak ada yang berani mengacungkan jari..”OK, 7 kesuksesan saja artinya tiap hari 1 kesuksesan!” Tak kunjung
ada yang bersuara. “Sekarang, tolong sebutkan 10 kegagalan Anda pekan ini?”
Seakan saling sepakat, acungan jari banyak terangkat, “Ustadz, tak usahlah sepekan, 10
kegagalan bisa saya sebutkan cukup yang terjadi di hari ini saja!”
***
Baru saja saya mengkhatamkan buku luar biasa, “The Success Principles”. Sungguh
bersyukur saya bisa menyelami buku tulisan Jack Canfield ini, sangat sejalan dengan apa
yang saya hasratkan untuk bisa menjadi sangat-sangat sukses secara bisnis maupun
secara ruhiyah atau spiritual. Apa yang ditulis oleh penulis yang terkenal dengan
seri Chicken Soup for the Soul-nya ini semakin membuktikan bahwa orang sukses
punya prinsip, sebagaimana orang kaya punya kosakata khas orang kaya dan orang
miskin biasa dengan kosakata khas orang miskin.
Kembali ke pertanyaan di awal, mungkin jika pertanyaan yang sama ditanyakan
kepada kita, agak lama kita berkerut dahi, “Apa ya kesuksesan saya hari ini?” Ternyata
setelah saya mencoba men-scan kebiasaan masyarakat kita ada satu yang tidak beres
dalam pendidikan dan kebiasaan kita. Satu hal itu adalah orientasi otak bawah sadar kita.
Otak Bawah Sadar
Dalam pengertian yang disederhanakan, ada 3 bagian dalam otak kita, otak kanan,
otak kiri dan otak bawah sadar. Anda punya mouse komputer? Nah kira-kira seperti
itulah bentuknya, di ujung atas ada panel kanan dan kiri, sebagaimana otak kanan
dan kiri kita, lalu ada bagian terbesar di bawah, itulah otak bawah sadar kita. Otak
kiri umumnya digunakan untuk membaca, menulis, berbicara dan menggunakan
logika. Jika kita pernah mendengar teori Kecerdasan dari Howard Gardner maka
yang masuk dalam kategori otak kiri adalah kecerdasan linguistik, logika-matematika
dan interpersonal. Sementara otak kanan banyak berhubungan bagaimana kita
mengolah kreativitas dan imajinasi bisa melalui ketrampilan gambar, seni, musik
dan sejenisnya. Kecerdasan musikal dan spasial (daya pikir tentang desain dan
keruangan) cukup dominan dalam peran otak kanan ini.
Sementara itu otak bawah sadar adalah bagian yang paling kuat di antara
ketiganya. Dalam bukunya Increase Your Financial IQ, Robert T. Kiyosaki
menerangkan bahwa otak bawah sadar memiliki kekuatan yang sangat penting
karena mencakup “otak tua”, yang disebut otak primitif. Otak ini tidak berpikir, tetapi
bereaksi, bertarung, terbang/melarikan diri atau membeku/ragu-ragu, tidak berani
bersikap akhirnya menyerah. Di sinilah kecerdasan intrapersonal sangat berperan
terutama dalam fungsinya untuk cerdas secara emosional (Emotional Quotient).
adalah otak bawah sadar. Jadi inilah unsur yang turut menentukan bagaimana
kepribadian kita atau akhlak kita sebenarnya, karena apa yang selalu
tertanam dalam otak kita akan mempengaruhi secara refleks tindakan-tindakan
yang menunjukkan karakter kita.
Demikian halnya jika kita menghadapi masalah dan keterdesakan, otak atau
pikiran bawah sadar kita akan mengarahkan apa kita akan fight tanpa menyerah ataukah
kita membeku tanpa opsi atau malah kabur menghindari masalah. Semua tergantung
pada kualitas pikiran bawah sadar kita. Itu semua akan bereaksi pada gerak tubuhkinesketik
kita. Itu sebabnya orang sukses memiliki cara berjalan, raut wajah dan
gesture yang khas, bertenaga dan penuh antusias. Abu Hurairah r.a pernah
meriwayatkan :
'Tiada suatu pun kulihat lebih indah daripada Rasulullah saw seolah-olah mentari
beredar di wajahnya. Juga tiada seorang pun yang kulihat lebih cepat jalannya
daripada Rasullah saw, seolah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus
bersusah payah melakukan itu, sedang Rasullah saw tidak'.
Ketidakmampuan kita menyebutkan kesuksesan kita karena selama ini terlalu
banyak input yang masuk ke pikiran bawah sadar kita tentang banyak hal yang bersifat
negatif, kekecewaan, kegagalan, penyesalan dan sejenisnya. Kita lebih suka membiarkan
bacaan, tontonan, bisikan maupun perkataan yang buruk, yang merangsang
kebencian, ketakutan dan sebangsanya masuk ke dalam otak kita, kita tidak
berusaha menolaknya malah sebaliknya terus menikmatinya.
Ketidakmampuan kita membentengi dari hal-hal yang sebenarnya kita sadar bahwa
itu kebiasaan buruk juga membuktikan bahwa kita tak cukup mampu menguasai
'emosional' kita bahkan juga spiritual kita.
Orang banyak terkena stroke karena menimbun banyak kolesterol, jika kita juga
rajin menimbun pikiran-pikiran sampah bisa diprediksikan kita juga akan terkena 'stroke
secara pikiran' akibatnya seseorang tak mampu menerima masukan positif, nasehat
kebaikan, bebal dan sulit berubah. Oleh karenanya hati-hati dengan “makanan
pikiran kita”! Lalu Harus Bagaimana?
Menjadi Paranoid Terbalik
Untuk memperbaiki mutu makanan pikiran kita, kita harus memperhatikan lingkungan
kita. Ingin sukses? Bergaullah dengan orang-orang sukses! Ingin sholeh dekati
komunitas orang sholeh! Saya kini menyadari bahwa untuk menjadi
konglomerat ada 2 syaratnya ; karena punya orang tua konglomerat atau punya
mentor konglomerat. Itulah pentingnya kita terus melakukan
edukasi. Isi terus deposit pikiran kita dengan pembelajaran positif, bayangkanlah segala
hal yang lebih menyenangkan, membahagiakan dan selalu berorientasi
pada kesuksesan. Edisi ini saya akan menyampaikan satu prinsip sukses tentang
PARANOID TERBALIK.
Selama ini kita mengenal istilah paranoid sebagai gangguan mental yang ditandai
dengan ketakutan atau kecurigaan yang berlebihan atas sesuatu hal secara tidak
rasional. Seakan-akan semua orang bersekongkol untuk membahayakan kita.
Coba bayangkan sebaliknya! Ternyata semua orang, kawan kita, keluarga kita,
setiap orang yang kita temui begitu antusias mendorong dan mendukung
kesuksesan kita. Semua 'bersekongkol' untuk kita bisa lebih sukses, lebih kaya,
lebih sholeh, lebih cerdas dan semua sisi yang semakin menyenangkan dan
membahagiakan. Itulah Paranoid Terbalik.
Alam ini seakan-akan memplot dan menyiapkan kesuksesan kita. Saat kita
sendiri maupun bersama seberapa banyakpun orang semua bersemangat dan
bersekutu untuk memberi peluang keberhasilan kita. Angin yang melambai-lambai,
langit yang berhias awan bukannya menakutkan tapi malah menghibur dan
menegaskan bahwa KITA SUKSES!
Bumi, langit, manusia, semua unsur makhluk bergerak berjamaah mendoakan sukses kita.
Namun ini semua tidak gratis. Satu hal yang disyaratkan untuk sukses dalam Paranoid
Terbalik adalah kita harus mau menolong orang lain yang belum sukses untuk lebih
sukses, yang belum kaya untuk termotivasi kaya. Kekuatan memotivasi kebaikan ini
ternyata sangat pas dengan salah satu hadits Rasulullah Muhammad SAW. :
“Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut
dalam lubangnya dan ikan di lautan, mendoakan kebaikan untuk orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani)
Luar biasa!
Ayo! Kini saatnya kita berambisi untuk sukses! Jangan tanggung-tanggung, sukses
dunia & akhirat! Fokuskan atas apa yang kita inginkan, tentukan secara jelas,
bentuknya, jumlahnya, waktunya. Otak bawah sadar kita tidak mengenal kata
'tidak'. Semakin banyak kita menarik hal positif, semakin kuat pulalah kita menarik
keinginan tersebut terkabulkan. Beri saya kabar baik atau tidak sama sekali!#
oleh : Abu Syauqi
Pendiri dan Ketua Dewan Pembina
Rumah Zakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar