Adsentra

Minggu, 10 Mei 2009

Menjadi Seorang Paranoid Terbalik

Pekan kemarin saya menyampaikan sebuah pertanyaan dalam suatu majlis, “Sebutkan 10 kesuksesan Anda

sepekan ini?” Tak ada yang berani mengacungkan jari..”OK, 7 kesuksesan saja artinya tiap hari 1 kesuksesan!” Tak kunjung

ada yang bersuara. “Sekarang, tolong sebutkan 10 kegagalan Anda pekan ini?”

Seakan saling sepakat, acungan jari banyak terangkat, “Ustadz, tak usahlah sepekan, 10

kegagalan bisa saya sebutkan cukup yang terjadi di hari ini saja!”

***

Baru saja saya mengkhatamkan buku luar biasa, “The Success Principles”. Sungguh

bersyukur saya bisa menyelami buku tulisan Jack Canfield ini, sangat sejalan dengan apa

yang saya hasratkan untuk bisa menjadi sangat-sangat sukses secara bisnis maupun

secara ruhiyah atau spiritual. Apa yang ditulis oleh penulis yang terkenal dengan

seri Chicken Soup for the Soul-nya ini semakin membuktikan bahwa orang sukses

punya prinsip, sebagaimana orang kaya punya kosakata khas orang kaya dan orang

miskin biasa dengan kosakata khas orang miskin.

Kembali ke pertanyaan di awal, mungkin jika pertanyaan yang sama ditanyakan

kepada kita, agak lama kita berkerut dahi, “Apa ya kesuksesan saya hari ini?” Ternyata

setelah saya mencoba men-scan kebiasaan masyarakat kita ada satu yang tidak beres

dalam pendidikan dan kebiasaan kita. Satu hal itu adalah orientasi otak bawah sadar kita.

Otak Bawah Sadar

Dalam pengertian yang disederhanakan, ada 3 bagian dalam otak kita, otak kanan,

otak kiri dan otak bawah sadar. Anda punya mouse komputer? Nah kira-kira seperti

itulah bentuknya, di ujung atas ada panel kanan dan kiri, sebagaimana otak kanan

dan kiri kita, lalu ada bagian terbesar di bawah, itulah otak bawah sadar kita. Otak

kiri umumnya digunakan untuk membaca, menulis, berbicara dan menggunakan

logika. Jika kita pernah mendengar teori Kecerdasan dari Howard Gardner maka

yang masuk dalam kategori otak kiri adalah kecerdasan linguistik, logika-matematika

dan interpersonal. Sementara otak kanan banyak berhubungan bagaimana kita

mengolah kreativitas dan imajinasi bisa melalui ketrampilan gambar, seni, musik

dan sejenisnya. Kecerdasan musikal dan spasial (daya pikir tentang desain dan

keruangan) cukup dominan dalam peran otak kanan ini.

Sementara itu otak bawah sadar adalah bagian yang paling kuat di antara

ketiganya. Dalam bukunya Increase Your Financial IQ, Robert T. Kiyosaki

menerangkan bahwa otak bawah sadar memiliki kekuatan yang sangat penting

karena mencakup “otak tua”, yang disebut otak primitif. Otak ini tidak berpikir, tetapi

bereaksi, bertarung, terbang/melarikan diri atau membeku/ragu-ragu, tidak berani

bersikap akhirnya menyerah. Di sinilah kecerdasan intrapersonal sangat berperan

terutama dalam fungsinya untuk cerdas secara emosional (Emotional Quotient).

Para ahli mengatakan bahwa volume otak sadar hanyalah 12% dan sisanya yang 88%

adalah otak bawah sadar. Jadi inilah unsur yang turut menentukan bagaimana

kepribadian kita atau akhlak kita sebenarnya, karena apa yang selalu

tertanam dalam otak kita akan mempengaruhi secara refleks tindakan-tindakan

yang menunjukkan karakter kita.

Demikian halnya jika kita menghadapi masalah dan keterdesakan, otak atau

pikiran bawah sadar kita akan mengarahkan apa kita akan fight tanpa menyerah ataukah

kita membeku tanpa opsi atau malah kabur menghindari masalah. Semua tergantung

pada kualitas pikiran bawah sadar kita. Itu semua akan bereaksi pada gerak tubuhkinesketik

kita. Itu sebabnya orang sukses memiliki cara berjalan, raut wajah dan

gesture yang khas, bertenaga dan penuh antusias. Abu Hurairah r.a pernah

meriwayatkan :

'Tiada suatu pun kulihat lebih indah daripada Rasulullah saw seolah-olah mentari

beredar di wajahnya. Juga tiada seorang pun yang kulihat lebih cepat jalannya

daripada Rasullah saw, seolah bumi ini dilipat-lipat untuknya. Sungguh, kami harus

bersusah payah melakukan itu, sedang Rasullah saw tidak'.

Ketidakmampuan kita menyebutkan kesuksesan kita karena selama ini terlalu

banyak input yang masuk ke pikiran bawah sadar kita tentang banyak hal yang bersifat

negatif, kekecewaan, kegagalan, penyesalan dan sejenisnya. Kita lebih suka membiarkan

bacaan, tontonan, bisikan maupun perkataan yang buruk, yang merangsang

kebencian, ketakutan dan sebangsanya masuk ke dalam otak kita, kita tidak

berusaha menolaknya malah sebaliknya terus menikmatinya.

Ketidakmampuan kita membentengi dari hal-hal yang sebenarnya kita sadar bahwa

itu kebiasaan buruk juga membuktikan bahwa kita tak cukup mampu menguasai

'emosional' kita bahkan juga spiritual kita.

Orang banyak terkena stroke karena menimbun banyak kolesterol, jika kita juga

rajin menimbun pikiran-pikiran sampah bisa diprediksikan kita juga akan terkena 'stroke

secara pikiran' akibatnya seseorang tak mampu menerima masukan positif, nasehat

kebaikan, bebal dan sulit berubah. Oleh karenanya hati-hati dengan “makanan

pikiran kita”! Lalu Harus Bagaimana?

Menjadi Paranoid Terbalik

Untuk memperbaiki mutu makanan pikiran kita, kita harus memperhatikan lingkungan

kita. Ingin sukses? Bergaullah dengan orang-orang sukses! Ingin sholeh dekati

komunitas orang sholeh! Saya kini menyadari bahwa untuk menjadi

konglomerat ada 2 syaratnya ; karena punya orang tua konglomerat atau punya

mentor konglomerat. Itulah pentingnya kita terus melakukan

edukasi. Isi terus deposit pikiran kita dengan pembelajaran positif, bayangkanlah segala

hal yang lebih menyenangkan, membahagiakan dan selalu berorientasi

pada kesuksesan. Edisi ini saya akan menyampaikan satu prinsip sukses tentang

PARANOID TERBALIK.

Selama ini kita mengenal istilah paranoid sebagai gangguan mental yang ditandai

dengan ketakutan atau kecurigaan yang berlebihan atas sesuatu hal secara tidak

rasional. Seakan-akan semua orang bersekongkol untuk membahayakan kita.

Coba bayangkan sebaliknya! Ternyata semua orang, kawan kita, keluarga kita,

setiap orang yang kita temui begitu antusias mendorong dan mendukung

kesuksesan kita. Semua 'bersekongkol' untuk kita bisa lebih sukses, lebih kaya,

lebih sholeh, lebih cerdas dan semua sisi yang semakin menyenangkan dan

membahagiakan. Itulah Paranoid Terbalik.

Alam ini seakan-akan memplot dan menyiapkan kesuksesan kita. Saat kita

sendiri maupun bersama seberapa banyakpun orang semua bersemangat dan

bersekutu untuk memberi peluang keberhasilan kita. Angin yang melambai-lambai,

langit yang berhias awan bukannya menakutkan tapi malah menghibur dan

menegaskan bahwa KITA SUKSES!

Bumi, langit, manusia, semua unsur makhluk bergerak berjamaah mendoakan sukses kita.

Namun ini semua tidak gratis. Satu hal yang disyaratkan untuk sukses dalam Paranoid

Terbalik adalah kita harus mau menolong orang lain yang belum sukses untuk lebih

sukses, yang belum kaya untuk termotivasi kaya. Kekuatan memotivasi kebaikan ini

ternyata sangat pas dengan salah satu hadits Rasulullah Muhammad SAW. :

“Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, sampai semut

dalam lubangnya dan ikan di lautan, mendoakan kebaikan untuk orang yang

mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmidzi dan Thabrani)

Luar biasa!

Ayo! Kini saatnya kita berambisi untuk sukses! Jangan tanggung-tanggung, sukses

dunia & akhirat! Fokuskan atas apa yang kita inginkan, tentukan secara jelas,

bentuknya, jumlahnya, waktunya. Otak bawah sadar kita tidak mengenal kata

'tidak'. Semakin banyak kita menarik hal positif, semakin kuat pulalah kita menarik

keinginan tersebut terkabulkan. Beri saya kabar baik atau tidak sama sekali!#

oleh : Abu Syauqi

Pendiri dan Ketua Dewan Pembina

Rumah Zakat Indonesia

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar